Prinsip-Prinsip Belajar – Kabar Pendidikan

b. Prinsip Motivasi (Motivation)
Menurut Morgan (1986), motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Ada tidaknya motivasi individu dapat diamati dari tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi, maka ia akan: 1) bersungguh-sungguh menunjukkan minat dan perhatiannya yang besar, 2) berusaha keras dan menyediakan waktu yang cukup untuk kegiatan belajar, dan 3) terus bekerja sampai tugas-tugasnya terselesaikan. Berdasarkan sumbernya, motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi instrinsik (yang datang dari dalam diri peserta didik) dan motivasi ekstrinsik (yang datang dari lingkungan/luar dirinya).

Prinsip ini apabila dikaitkan dengan pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1) Memberikan dorongan (drive). Tingkah laku individu akan terdorong ke arah tujuan apabila ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang mendorong timbulnya motivasi instrinsik untuk mencapai tujuan yang diharapkannya. Setelah tujuan dapat dicapai, maka biasanya intensitas dorongannya menurun. Hubungan ini dapat digambarkan sebagaimana gambar 2.1. berikut:

Gambar 1. Hubungan motivasi dan kebutuhan
Sumber: Muhaimin (2002: 139)

2) Memberikan insentif, yaitu tujuan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku. Setiap individu mengharapkan kesenangan dengan mendapatkan insentif positif dan ia akan menghindari insentif yang bersifat negatif. Maka dalam praktek pembelajaran, peserta didik bisa diberi penghargaan sesuai dengan kadar kemampuan yang dicapai. Bila perlu insentif dapat diberikan secara bertahap sesuai tahap tingkatan yang dapat dicapainya.
3) Motivasi berprestasi. Mc Celland mengemukakan bahwa motivasi merupakan fungsi dari tiga variabel, yaitu: a) harapan untuk melakukan suatu tugas dengan berhasil, b) prestasi tertinggi tentang nilai tugas, dan c) kebutuhan untuk keberhasilan. Maka dari itu, pendidik perlu mengetahui mana peserta didik yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi dan yang rendah.
4) Motivasi kompetensi. Setiap peserta didik mempunyai keinginan untuk menunjukkan kompetensi dengan berusaha menaklukkan lingkungannya. Motivasi belajar tidak lepas dari keinginannya untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya.
5) Motivasi kebutuhan menurut Maslow. Menurut Maslow, manusia memiliki kebutuhan yang bersifat hierarki, mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memberikan motivasi bagi individu untuk memenuhinya.

Baca Juga :  LANDASAN TEORITIS DAN SOSIOLOGIS DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

c. Prinsip Perhatian
Perhatian merupakan strategi kognitif yang mencakup empat keterampilan, yaitu: 1) berorientasi pada suatu masalah, 2) meninjau sepintas isi masalah, 3) memusatkan diri pada aspek-aspek yang relevan, dan 4) mengabaikan stimulus yang tidak relevan.

Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk: a) mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan, b) melihat masalah-masalah yang akan diberikan, c) memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan, dan d) mengabaikan hal-hal lain yang tidak relevan.

Untuk mempengaruhi perhatian peserta didik, Chield mengajukan beberapa prinsip, yaitu: 1) harus memperhatikan faktor-faktor internal yang mempengaruhi belajar, meliputi minat, kelelahan, karakteristik peserta didik, dan motivasi; 2) memperhatikan faktor-faktor eksternal, meliputi intensitas stimulus, kemenarikan stimulus yang baru, keragamannya dan sebagainya.

d. Prinsip Persepsi
Persepsi adalah sesuatu yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Semua proses belajar selalu dimulai dari persepsi. Persepsi dianggap sebagai kegiatan awal struktur kognitif seseorang. Perspesi bersifat relatif, selektif, dan teratur. Oleh karena itu, sejak dini ditanamkan kepada peserta didik memiliki persepsi yang baik dan akurat terhadap apa yang dipelajari, karena hal itu akan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kegiatan belajarnya. Agar persepsi berfungsi secara efektif, maka kemampuan untuk mengadakan persepsi tentang sesuatu dijadikan sebagai kebiasaan dalam memulai pembelajaran.

Prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persepsi adalah 1) makin baik persepsi mengenai sesuatu, makin mudah peserta didik belajar mengingat sesuatu tersebut, 2) dalam pembelajaran, perlu dihindari persepsi yang salah karena akan memberikan pengertian yang salah pula pada peserta didik tentang apa yang dipelajari, 3) dalam pembelajaran perlu diupayakan berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda sesungguhnya sehingga peserta didik mempunyai persepsi yang akurat.

Baca Juga :  Teori Belajar Behavioristik - Kabar Pendidikan

e. Prinsip Retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah individu mempelajari sesuatu. Dengan retensi, membuat apa yang dipelajari individu tertinggal lebih lama dalam struktur kognitifnya dan dapat diingat kembali apabila diperlukan.

Untuk meningkatkan retensi belajar, Thomburg dan Chauham (1979) mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu 1) isi pembelajaran yang bermakna akan lebih mudah diingat, 2) benda yang jelas dan kongkrit akan lebih mudah diingat dibandingkan yang abstrak, 3) retensi akan lebih baik untuk isi pembelajaran yang bersifat kontekstual atau kata-kata yang memiliki kekuatan asosiatif, 4) berikan resitasi, untuk meningkatkan aktifitas peserta didik, 5) susun konsep yang jelas, dan 6) berikan latihan pengulangan terutama pembelajaran keterampilan motorik. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi retensi belajar, yaitu apa yang dipelajari di permulaan (original learning), belajar melebihi penguasaan (over learning) dan pengulangan dengan interval waktu (spaced review).

f. Prinsip Transfer
Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang pernah dipelajari dapat mempengaruhi proses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Dengan demikian, transfer berarti pengaitan pengetahuan yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang baru dipelajari. Atau aplikasi pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, respon lain dari satu situasi kepada situasi yang lain. Terdapat beberapa bentuk transfer, yaitu transfer positif, transfer negatif dan transfer nol. Transfer positif terjadi apabila pengalaman sebelumnya dapat membantu dalam unjuk kerja dalam tugas-tugas baru. Transfer negatif terjadi apabila pengalaman yang diperoleh sebelumnya menghambat unjuk kerja dalam tugas-tugas baru dan transfer nol terjadi apabila pengalaman yang diperoleh sebelumnya tidak memberikan pengaruh sama sekali terhadap unjuk kerja yang baru.

Adapun proses yang terjadi dalam transfer adalah a) pengelompokkan, generalisasi, dan strukturisasi materi, b) terdapat hubungan dalam berbagai bentuk maupun ukuran, c) adanya struktur dalam, dan d) adanya proses berpikir yang konsisten.

Baca Juga :  Landasan Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Sedangkan Nana Syaodih dalam bukunya Landasan Psikologi Proses Pendidikan mengemukakan terdapat sepuluh prinsip-prinsip belajar yaitu; 1) belajar merupakan bagian dari perkembangan, 2) belajar berlangsung seumur hidup, 3) keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor lingkungan, kematangan serta usaha individu itu sendiri, 4) belajar mencakup semua aspek kehidupan; meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik, 5) kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu, 6) belajar berlangsung dengan atau tanpa guru, 7) belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi, 8) perbuatan belajar berfariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang sangat kompleks, 9) dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.

Dari dua pendapat di atas, maka pendapat yang pertama merupakan prinsip dalam proses pembelajaran, sedangkan pendapat yang kedua merupakan belajar secara umum. Maka, prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran meliputi kesiapan peserta didik dalam dalam proses pembelajaran, motivasi peserta didik untuk senantiasa mengikuti pembelajaran, perhatian, persepsi, kekuatan retensi, dan transfer agar pengetahuan yang telah dipelajari dapat diaplikasikan pada situasi yang lain.

Rujukan:
1. Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan (Bandung: Angkasa, Tt), hlm. 100.
2. Muhaimin (dkk.), Paradigma Pendidikan Islam; Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), cet. 2, hlm. 137-144.
3. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 165-167.

Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Kata Kata Motivasi Bahasa Inggris Keren Penginspirasi Hidup ~ KATA MOTIVASI KEHIDUPAN

Hidup memang banyak liku-likunya, jatuh bangun itu biasa, yang terpenting adalah tetap semangat dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi segala permasalahan, yakinlah Tuhan hanya memberi ujian sesuai takaran kemampuan kita yang sebenarnya.. right?.. 😀   Kata Kata...

Kata Kata Motivasi Perjuangan Hidup Presiden Soekarno ~ KATA MOTIVASI KEHIDUPAN

Selamat datang kembali saudara saudari.. ;)Apakah benar anda sedang mencari kumpulan kata kata penyemangat dan kalimat kalimat motivasi perjuangan dari bung Karno?Jika ya, maka anda sudah berada di tempat yang tepat dan benar. hehe..Pada kesempatan kali ini Kang Paijo...

Anti Malas !! Kumpulan Kata Kata Motivasi Hidup Paling Dahsyat ~ KATA MOTIVASI KEHIDUPAN

Kumpulan Kata Kata Motivasi dan Inspirasi Sukses Terbaru Tentang Kesuksesan Kita semua menyadari bahwa kesuksesan adalah sebuah hasil atas jerih payah kita setelah melakukan perjalanan yang seringkali menjatuhkan kita kepada lubang lubang kegagalan.Yang pastinya kita...

Kumpulan Kata-Kata Mutiara Islami Tentang Makna Kehidupan ~ KATA MOTIVASI KEHIDUPAN

   Berikut adalah Kumpulan Renungan, dan Kata Kata Mutiara Islami serta Nasehat Bijak Kehidupan Islami tentang Perbaikan Diri dan dari Para Tokoh Islam, Sahabat Nabi, Ahlul bait Nabi dan Para Imam serta Ulama Besar Dunia Islam yang Bijaksana. Semoga dengan membaca dan...

0 Komentar

Kirim Komentar